Senin, 09 Maret 2009

ISO, Speed dan Diafragma

Apa yang seharusnya kita perhatikan sebelum kita memutuskan untuk menekan shutter pada kamera kita untuk membidik objek yang sudah kita komposisikan sebagaimana dengan apa yang kita inginkan didalam viewfinder. Ada yang sering salah kaprah dalam melakukan penentuan mana yang harus ditentukan dahulu antara ISO, Speed, dan Diafragma.

Kombinasi Antara Shutterspeed dan Diafragma :

Semakin besar bukaan (angka kecil) semakin banyak cahaya yang masuk, semakin lama rana membuka (angka speed kecil) juga akan semakin banyak cahaya yang masuk. Maka saat kita memotret menggunakan high speed (kecepatan tinggi) kita telah mengurangi durasi waktu cahaya yang masuk untuk menyeimbangkannya maka kita harus membuka diafragma lebih besar.

Kapan waktu kita menggunakan speed 1/2000 (high speed)?

Kapan waktu kita menggunakan speed 1/10 (slow speed)?

Kapan waktu kita menggunakan bukaan diafragma 2,8?

Kapan waktu kita menggunakan bukaan diafragma 11 atau bahkan 22?

Untuk menjawab persoalan diatas kita harus menentukan dulu prioritas dan kebutuhan akan foto yang akan kita buat dan akan memuat apa foto tersebut.

Speed Cepat

Jika kita ingin memotret benda yang bergerak dengan cepat, misalnya foto orang yang sedang meloncat, dan ingin objek itu benar-benar tampak diam, kita harus mengatur shutterspeed secepat mungkin. Misalnya setting shutterspeed 1/1000 detik, selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengatur diafragma agar indikator eksposure tetap berada di tengah.

Speed Lambat

Jika ingin menghasilkan efek “Panning” (misalnya foto motor atau mobil yang sedang berjalan dengan background yang seolah-olah bergerak), kita harus membuka kamera lebih lama sekitar 1/30 detik. Lalu ikutilah pergerakan objek yaitu motor atau mobil tadi. Karena kamera mengkuti pergerakan objek, maka objek akan tetap fokus namun background akan seolah-olah bergerak. Efek “Panning” tidak mungkin didapatkan melalui shutterspeed yang terlalu cepat. Karena pada keadaan shutterspeed cepat foto yang akan kita hasilkan ada foto yang bermuatan stop action (freeze).

Bukaan Diafragma Besar

Pasti anda pernah melihat foto dengan suatu objek yang tajam dengan background yang blur. Teknik sangat digemari karena dapat memperkuat objek pada foreground dan juga terasa lebih artistik. Caranya adalah dengan bukaan diafragma yang besar, misalnya F/1.4, F/1.8, F/2, dst. Semakin kecil angka di belakang huruf F,semakin besar bukaan diafragmanya.

Bukaan Kecil

Jika bukaan diafragma besar menghasilkan efek blur pada background, maka bukaan diafragma kecil menghasilkan efek tajam dari foreground sampai background. Bukaan diafragma kecil biasanya digunakan dalam memotret landscape, yang membutuhkan detail dan ketajaman di seluruh bagian foto.

Yang perlu diingat adalah setiap kita memprioritaskan untuk mengatur speed, maka pengaturan diafragma juga harus disesuaikan agar indikator eksposur tetap berada di tengah.

ISO

Jika telah memahami akan kombinasi shutterspeed dan diafragma, maka kombinasi selanjutnya ditambah dengan ISO.

Ada beberapa kondisi, contohnya saat malam hari dan cahaya yang minim, kita sudah mengatur bukaan sebesar mungkin, agar indikator eksposure tepat di tengah hanya mendapat shutterspeed 1/5 detik yang sangat rawan akan blur atau shake. Padahal kita tidak boleh kehilangan momen. Tidak dapat juga menurunkan speed agar tidak blur, karena foto akan menjadi under eksposure alias gelap.

Solusi dari masalah ini adalah menaikan ISO. Jika sebelumnya setting ISO 200, naikan menjadi ISO 400, 800, 1000, dst. Tergantung kebutuhan. ISO yang tinggi berarti menambah kemampuan kamera menangkap cahaya. Speed yang tadi hanya 1/5 bisa menjadi 1/60 detik dengan menaikan ISO. Efek samping dari menaikkan adalah munculnya bintik-bintik pada foto. Hal seperti itu biasa disebut dengan istilah grain atau noise untuk kasarnya bisa juga ketombe.

Sangat mudah untuk menghasilkan eksposure yang tepat, hanya tinggal bermain-main sedikit dengan logika kita.

Selamat Datang

Selamat datang, salam jumpa dari saya.
Disini adalah tempat anda untuk berbagi.
Saya disini bukan mencoba untuk menggurui atau bahkan mengajari kepada anda semua.
Disini saya hanya bermaksud untuk menyampaikan tentang apa yang sudah pernah saya dapatkan dari orang-orang yang lebih dulu mengerti tentang fotografi.
Apa yang saya utarakan disini sifatnya adalah pengetahuan tambahan saja dan lewat media inilah saya ingin berbagi dengan anda semua.
Silahkan anda mengambil apa yang kria2 bermanfaat bagi anda.
Dan untuk teman-teman yang memang belum mengerti dan akan memulai sebuah perjalanan di bidang fotografi mungkin tidak ada salahnya untuk membaca informasi dan saling berbagi disini.
Selamat menikmati.




Regards,


Nurrahman Almaghribi, Inunk.